Sabtu, 07 April 2012

koperatif dan metode STAD

Pembelajaran Kooperatif
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata kooperatif mempunyai arti kerjasama. Apabila dikaitkan dengan pembelajaran, maka pembelajaran kooperatif berarti model pembelajaran, maka pembelajaran kooperatif berarti model pembelajaran dimana dalam proses belajar, peserta didik saling membantu satu sama lain, dengan kata lain peserta didik belajar secara bersama yang terorganisir dalam kelompok – kelompok. Setiap kelompok yang dibentuk, terdiri dari 4 sampai 5 orang yang memiliki kemampuan yang heterogen, yaitu terdiri dari campuran kemampuan peserta didik, jenis kelamin dan suku.
Penyusunan kelompok dalam pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja peserta didik dalam tugas – tugas akademik, sehingga dapat memberikan keuntungan baik pada peserta didik kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja sama tugas – tugas akademik. Peserta didik kelompok bawah akan mendapatkan bantuan khusus dari teman sebaya yang memiliki bahasa yang sama dan kemampuan yang tinggi dalam akademik. Pada saat proses tutorial, peserta didik kelompok atas akan meningkatkan kemampuan akademiknya karena sebagai tutor akan merasa tertantang untuk memiliki pemahaman yang lebih dari teman – teman yang berkemampuan akademik rendah.
Keuntungan lain dalam kelompok pembelajaran kooperatif ditinjau berdasarkan perbedaan suku adalah penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, maupun ketidak mampuan. Tujauan terakhir dari pembelajaran kooperatif adalah untuk mengajarkan kepada peserta didik keterampilan kerjasama dan kolaborasi.
Untuk dapat mencapai tujuan – tujuan tersebut, peserta didik harus dapat mengetahui unsur – unsur dasar pembelajaran kooperatif, antara lain sebagai berikut. Peserta didik dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka “sehidup sepenanggungan bersama.”
1.      Peserta didik bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya, seperti milik mereka sendiri.
2.      Peserta didik harus melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama.
3.      Peserta didik harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya.
4.      Peserta didik akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah atau penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok.
5.      Peserta didik berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
6.      Peserta didik akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Lima unsur model pembelajaran gotong royong harus diterapkan. Saling ketergantungan positif.

1)      Tanggung jawab perorangan.
2)      Tatap muka.
3)      Komunikasi antar anggota.
4)      Evaluasi proses kelompok.
Dengan memberitahukan unsur – unsur dasar pembelajaran kooperatif, peserta didik diharapkan dapat bekerjasama dengan kelompoknya, sehingga menunjukan sikap baik dalam proses belajar mengajar yang pada akhirnya kemampuan akademik atau hasil belajar peserta didik menjadi baik, sesuai dengan teori perkembangan yang mengasumsikan bahwa “interaksi antar peserta didik  disekitar tugas – tugas yang sesuai meningkatkan penguasaan mereka terhadap konsep – konsep yang sulit.”
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru harus memberitahukan unsur – unsur yang terdapat dalam pembelajaran kooperatif, sehingga peserta didik dapat bekerjasama dengan baik sehingga dapat meningkatkan penguasaan dari materi yang belum dikuasainya.
Prinsip dasar dalam pembelajaran kooperatif tidak berubah, namun terdapat beberapa variasi dari model – model pembelajaran tersebut, diantaranya : STAD (Student Teams Achievement Divisions), Jigsaw, IK (Investigasi Kelompok), Pendekatan Struktural, TAI (Teams Accelerated Instruktion), CIRCH (Cooperative Integrated and Composition), TGT (Teams Games Tournaments).
Metode STAD (Student Teams Achievement Divisions)
Metode pembelajaran kooperatif teknik Student Teams Achievement Divisions STAD diteliti dan dikembangkan oleh John Hopkins University. Teknik ini merupakan teknik dalam metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana.
Langkah – langkah model pembelajaran kooperatif teknik Student Teams Achievement Divisions STAD adalah sebagai berikut :
1)      Penyajian kelas. Materi dalam STAD sebelumnya diperkenalkan dalam penyajian kelas oleh guru. Penyajian kelas adalah pengajaran yang dilakukan oleh guru yang klasikal. Penyajian kelas dalam STAD berbeda dengan pengajaran yang baiasa hanya bahawa peserta didik harus benar – benar fokus, karena dengan memperhatikan secara seksama dalam penyajian kelas akan membantu mereka untuk mengerjakan kuis dengan baik.
2)      Kelompok. Kelompok terdiri dari 4 atau 5 orang yang hetergon, baik dalam kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau etnik. Fungsi utama dari kelompok adalah untuk mengatasi seluruh anggota kelompok turut belajar dan terutama mempersiapkan anggotanya untuk menghadapi kuis dengan baik. Setelah guru menyajikan materi, peserta didik berbeda dalam kelompoknya untuk saling bekerja sama, berdiskusi, menggabungkan jawaban dan memperbaiki apapun pengerjaan yang salah yang dilakukan anggota kelompok.
3)      Kuis. Setelah 1-2 kali penyajian kelas dan peserta didik berlatih dalam kelompok, peserta didik diberi tes individu berupa kuis. Peserta didik tidak diperkenanakan untuk saling membantu selama kuis berlangsung. Oleh karena itu, setiap peserta didik mempunyai tanggung jawab masing – masing untuk memahami materi.
4)      Skor peningkatan individu. Skor peningkatan individu adalah pemberian peserta didik tugas pencapaian agar peserta didik belajar lebih baik dari pada yang lalu. Setiap peserta didik dapat menyumbang poin maksimum untuk kelompok mereka dalam skor kelompok hanya bila mereka belajar dengan sebaik – baiknyaa.
5)      Pengakuan kelompok. Setiap anggota kelompok mempunyai nilai individu kemudian dari nilai tersebbut dapat poin peningkatan yang kemudian digabungkan ke dalam nilai kelompok. Pengakuan kelompok dilakukan dengan memberikan penghargaan berupa hadiah atau sertifikat atas usaha dan kerja keras yang telah dilakukan kelompok selama peruses belajar mengajar berlangsung sehingga mencapai kriteria yang telah ditetapkan.
Dalam STAD ada penyajian kelas dan diskusi kelompok yang kemudian dilanjutkan dengan kuis individu. Kuis ini bertujuan untuk menguji pemahaman peserta didik sehingga setiap peserta didik harus memahami materi dengan baik. Selain itu dengan adanya skor peningkatan individu serta pengakuan kelompok akan meberi motivasi kepada peserta didik untuk melakukan yang terbaik bagi diri sendiri maupun bagi kelompok. Namun, hal yang perlu diperhatikan oleh pengajar adalah untuk mengoptimalkan metode ini agar peserta didik dapat belajar dengan maksimal dan inilah tugas pengajar untuk mengawasi jalannya diskusi sehingga setiap peserta didik ikut terlibat dalam diskusi.
Dari permasalahan tersebut di atas, penulis bermaksud membuktikan, apakah dengan penerapan pembelajaran kooperatif teknik Student Teams Achievement Divisions STAD dapat meningkatkan hasil belajar matematika peserta didik.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar